Tidak
semua pantai bisa menjadi lokasi bertelur bagi penyu. Penyu akan memilih pantai
yang memiliki pasir yang empuk, gelap dan sepi dari aktifitas manusia.
Karakteristik ini cocok dengan pantai yang ada di Ampiang Parak, Kecamatan
Sutera, Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Pantai sepanjang 1,7 km itu memiliki
pasir putih yang bersih dan terpisah dari pemukiman masyarakat oleh muara yang
sudah buntu.
Pada saat mengunjungi pantai ini, saya takjub melihat pemandangan alam yang disuguhkannya. Pantainya nampak seperti sebuah pulau pasir yang dipenuhi oleh pohon cemara laut. Untuk bisa sampai ke pantai itu, pengunjung bisa menaiki rakit kayu yang disediakan oleh warga setempat atau juga bisa langsung menyeberang jika kebetulan pasang lagi surut.
Pada saat mengunjungi pantai ini, saya takjub melihat pemandangan alam yang disuguhkannya. Pantainya nampak seperti sebuah pulau pasir yang dipenuhi oleh pohon cemara laut. Untuk bisa sampai ke pantai itu, pengunjung bisa menaiki rakit kayu yang disediakan oleh warga setempat atau juga bisa langsung menyeberang jika kebetulan pasang lagi surut.
Untuk
saat ini tak ada pungutan atau karcis masuk ke pantai ini, tak ada penetapan uang
parkir kendaraan dan bahkan pengunjung yang menyeberang dengan menggunakan rakit
hanya diminta membayar sekadarnya, karena memang tempat ini belum diresmikan
sebagai lokasi wisata. Saya pun mengetahuinya melalui media sosial dan begitu
mendengar kakak dan adik ingin main ke sana, saya pun berkeras hati ingin pergi
meski tubuh dalam keadaan meriang dan flu sedang menyerang badan. Tapi
keputusan mengabaikan penyakit itu terbayar dengan pemandangan alam yang
mengagumkan.
Pada
awalnya, Pantai Ampiang Parak ini merupakan lokasi penghijauan yang dilakukan
oleh masyarakat dan pemuda setempat secara swadaya. Barulah pada Oktober 2015
pemerintah daerah Kabupaten Pesisir Selatan memberikan bantuan berupa bibit
cemara laut dan bibit mangrove. Ribuan pohon pelindung itu ditanam oleh warga
setempat bersama para pemudanya yang tergabung dalam organisasi Laskar Pemuda Peduli
Lingkungan Ampiang Parak dan dibantu oleh 100 personil dari Kodim (Komando
Distrik Militer) Pessel. Tujuan penghijauan ini adalah untuk melindungi pantai
dari abrasi yang sudah sering terjadi di berbagai pantai di Pesisir Selatan.
Saat
ini, pohon-pohon pelindung pantai itu nampak tumbuh dengan subur karena terawat
dengan baik. Ribuan pohon cemara berjejer rapi memenuhi badan pantai yang
landai dan bersih. Di tengah-tengah hutan cemara laut itulah berdirinya posko
Laskar Pemuda Peduli Lingkungan Ampiang Parak, yang juga merupakan lokasi
konservasi penyu.
Ada
dua jenis penyu yang bertelur di pantai ini, yaitu penyu hijau dan penyu
tempayan. Penangkaran penyu di pantai ini memang masih sangat baru dan
fasilitasnya masih terbatas, tapi, dengan tingginya semangat dari para pemuda Laskar
dalam melindungi telur-telur penyu ini dari perburuhan masyarakat atau ancaman
abrasi air laut, untuk kemudian menetaskannya di penangkaran, maka ke depannya
konservasi ini bisa menghasilkan lebih banyak tukik (bayi penyu) dan merawatnya
sementara waktu hingga penyu-penyu kecil itu siap untuk melanjutkan siklus
hidupnya secara bebas di lautan. Setiap pengunjung diperbolehkan masuk ke dalam
tempat penangkaran penyu tapi tidak boleh menyentuhnya. Tukik-tukik itu setiap
hari dijaga oleh anggota Laskar Pemuda
Peduli Lingkungan Ampiang Parak.
Setiap
kali bertelur, penyu bisa menghasilkan sebanyak lima puluh hingga lebih dari seratus
butir. Namun, regenerasi biota laut ini termasuk yang paling sulit. Telur-telur
mereka diburu manusia, cangkangnya dijadikan cenderamata dan dagingnya
dikonsumnsi atau dijadikan ramuan kosmetik. Tukik juga menghadapi banyak
predator seperti tikus, burung, kepiting dan ikan-ikan besar. Itulah kenapa
penyu masih terancam punah meski telah dilindungi oleh undang-undang nasional
maupun internasional.
Penyu ditemukan di samudera seluruh dunia. Setidaknya ada tujuh jenis penyu dan ketujuhnya dilindungi oleh undang-undang. Ketujuh jenis itu adalah penyu hijau, penyu tempayan, penyu sisik, penyu belimbing, penyu pipih, penyu lekang dan penyu lekang kempi. Dari ketujuh jenis penyu tersebut, yang paling sering ditemukan di Pesisir Selatan atau di pantai seluruh Indonesia adalah penyu hijau. Karena memang penyu hijau menyukai daerah tropis. Selain di Ampiang Parak, konservasi penyu lainnya di Pesisir Selatan ada di Pulau Kerabak dan Pulau Penyu, juga berada di Kecamatan Sutera.
*ED
Tidak ada komentar:
Posting Komentar