Sabtu, 12 November 2016

'Taragak Nak ka Padang'


...
...
       Bertahun-tahun lalu, saat saya masih menjadi bagian dari kota kecil bernama Padang, saya suka naik angkot sendirian. Naik di depan salah satu gerbang kampus Universitas Negeri Padang (UNP) dan turun di Pasar Raya Padang.
       Setelah turun saya mampir di salah satu warung tenda yang menjajakan berbagai jenis minuman segar yang berjejel tak beraturan di depan Mesjid Muhammadiah Padang. Dari warung tenda itu saya membeli minuman, biasanya teh poci atau es cappuccino cincau. Dan setelah itu saya kembali menaiki angkot jalur Labor dan berhenti di depan gang rumah kos.
       Ya, hanya begitu saja. Saya naik angkot, turun di pasar, beli minuman dan naik angkot lagi untuk pulang. Tanpa teman, juga tanpa tujuan. Tapi saya menikmati perjalanan kecil semacam itu. Biasanya saya melakukan hal itu jika lagi suntuk atau lagi letih pikiran.
       Selama berada di angkot, saya membiarkan pikiran berkelana kemana saja. Atau cukup diam menikmati musik yang diputar si sopir. Jika ada penumpang lain yang mencoba-coba bertanya, saya akan merasa sangat kesal karena dia telah mengacaukan dunia yang  saya bangun sendiri.
       Saat ini, sering kali jika pikiran atau tubuh sedang merasa letih, saya rindu Kota Padang. Rindu menaiki angkotnya yang warna-warni, turun di pasar raya yang tak pernah sepi, membeli es cappuccino cincau atau teh poci, lalu naik angkot lagi. Bukannya saya tak ingin melakukan hal lain atau memiliki impian untuk pergi ke kota lain, hanya saja saya merindukan kenangannya dan ingin mengulangnya.




*taragak = rindu, kangen.



#ed              

Tidak ada komentar: