Minggu, 24 Juli 2016

Sahabat yang (Hanya) Menyenangkan



 
 “Jangan mencari teman yang membuatmu merasa nyaman, tapi carilah teman yang memaksamu untuk berkembang.”
Itu adalah kalimat yang pernah aku dengar dari salah seorang senior di saat awal perkuliahan dulu, dan aku setuju seratus persen dengan pernyataan itu.
Teman dekat, atau sahabat, siapa orang di dunia ini yang tidak membutuhkannya? Bahkan hewan pun punya teman dalam hidupnya. Cobalah pergi ke sebuah padang rumput yang ada hewan atau binatang ternak yang sedang mencari makan dengan bebas. Mereka pasti akan membentuk kawanan atau gerombolan dengan sejenisnya. Seperti kawanan sapi, kawanan kambing, kawanan bangau, atau kawanan serigala yang hidup liar di Afrka sana. Dalam biologi kita menyebutnya populasi. Tapi terserah apa istilahnya, yang pasti kita tahu bahwa hewan pun butuh teman, apalagi manusia yang sejak dulunya telah dikodratkan sebagai zoon politicon, atau mahkluk sosial.

 

        Keberadaan para sahabat memang bisa memberikan banyak warna dalam kehidupan kita. Sahabat adalah mereka yang akan kita ajak pertama kali untuk hang out, travelling, atau sekedar pergi nyantai ke tempat-tempat favorit. Sahabat adalah mereka yang kita jadikan tempat berbagi cerita, lawan bedebat dan tempat meminta pendapat, tempat mengadukan banyak kesedihan dan kegelisahan. Sahabat adalah orang yang bersedia meluangkan waktunya atau orang yang membuat kita bersedia meluangkan waktu untuk tertawa dan bersedih bersama. Sahabat adalah orang yang mau memujimu dengan tulus dan berani mengkritikmu dengan tulus pula.
        Singkat kata, sahabat memiliki banyak andil dalam hidup kita. Untuk itulah kita perlu berpandai-pandai dalam mencari sahabat karena sahabat akan mempengaruhi kita dalam banyak hal.
        Kita tentu saja boleh berkenalan dan menjalin pertemanan dengan siapa saja. Tapi sahabat, tetap kita tentukan dengan selektif. Salah-salah memilih sahabat, bisa membuat kita terjerumus dalam hal-hal yang sebenarnya tak kita inginkan terjadi dalam hidup. Karena secara langsng atau tidak, sahabat bisa mempengaruhi kita dan kita bisa mempengaruhi sahabat-sahabat kita.
 Itulah kenapa saya setuju bahwa sahabat yang kita cari dan pertahankan adalah orang yang bisa memaksa kita untuk berkembang, tidak hanya bisa membuat kita merasa nyaman atau mengajak kita untuk bersenang-senang.
  Kecendrungan banyak orang dalam memilih teman dekat adalah berdasarkan faktor kenyamanan saja. Coba bayangkan, jika sekiranya kamu adalah orang yang suka uring-uringan di atas kasur atau di atas sofa di depan televisi, kemudian ada satu orang temanmu yang juga memiliki hoby yang sama. Saat temanmu itu ada di sampingmu dan ikut-ikutan pula uring-uringan bersamamu, tentu kamu akan merasa semakin nyaman dan senang. Terlebih lagi jika ada camilan dan minuman manis, satu atau dua ekor kucing yang bermanja-manja, pasti akan makin menyenangkan rasanya.
Lalu tiba-tiba saja ada temanmu yang memiliki kebiasaan bertolak belakang denganmu dan temanmu yang pertama. Melihatmu hanya bermalas-malasan di sofa sambil menonton televisi, ia lantas marah-marah, lalu memaksamu segera berdiri, menyuruhmu mandi dan kemudian mengajakmu ke toko buku, ke perpustakaan, atau mengikuti seminar tentang sesuatu yang ingin kamu pelajari. Apa yang kamu rasakan? Apakah kamu merasa kesal, marah lalu mengatakan padanya lain kali saja. Jika jawabanmu adalah iya, maka kamu perlu kembali merenungkan, mana teman yang seharusnya kamu dekati dan kamu ikuti, apakah teman pertama yang membuatmu merasa nyaman, atau teman ke dua yang memaksamu untuk berkembang?
Teman yang baik bukanlah teman yang hanya bisa mengajak kita bersenang-senang, tapi juga teman yang senantiasa mengingatkan kita akan cita-cita yang sedang diperjuangkan. Teman yang baik tidak hanya bersedia menemanimu saat senang, tapi juga bersedia menemani dan membantumu dalam upaya mewujudkan impian. Dia menasehatimu saat kamu sudah kebanyakan bermain, menyokongmu saat kamu merasa patah, memberimu semangat saat kamu merasa ingin menyerah, dan dia ikut tertawa bahagia saat kamu meraih kemenangan.
*ed

Tidak ada komentar: