Selasa, 20 Agustus 2019

“Candaanmu Kejam”


 ...

 "Zafran & Ayra"
...      
      Si abang ini, baru sebulan dapat adik, cewek pula dan sayangnya luar biasa.
Tapi sejak kelahiran adiknya, si abang yang usianya masih balita (bawah lima tahun) ini belum sampai hitungan jari ia pergi main keluar rumah. Padahal ia adalah anak yang aktif. Jika ditanya kenapa ia tak mau pergi main, jawabnya karena takut adiknya diculik orang. Ia serius saat mengatakan itu, dan memang anak kecil selalu serius dengan ucapannya. Apa yang ia katakan adalah jujur dari perasaanya. Kalau ia bilang takut, berarti itu memang karena ia takut.
      Tidak akan masalah jika alasannya enggan keluar rumah adalah karena selalu ingin dekat dengan adiknya yang lucu, tapi jika alasannya takut adiknya dibawa pergi orang lain, ini gak bisa dianggap biasa saja. Rasa takut dan khawatir itu akan berpengaruh pada mentalnya.
      Ketakutannya bukan tanpa alasan, karena kebanyakan orang-orang dewasa tega memberikan candaan “kejam” padanya. Pura-pura ingin membawa lari adiknya. Lalu si abang ini, yang belum mengerti konsep bercanda ala orang dewasa, merasa keberadaan adiknya terancam, khawatir sepanjang hari adiknya bakal dicuri hingga tak berani keluar rumah.

       Ia yang masih kecil lalu tampil gagah hendak melindungi adiknya, membelalakkan mata pada siapa saja yang berkunjung ke rumah, membuat ekspresi muka seseram mungkin dan mengepalkan tinju mungilnya. Tak jarang tinju itu melayang pada orang lain dan bahkan pada keluarga. Di waktu bersamaan, si abang yang emosinya sering diguncang ini, pun mendapatkan tudingan jahat, nakal dan ucapan-ucapan negatif lainnya.
Ini ibarat pukulan ganda baginya. Telak..!! perasaannya diancam, dan pribadinya diserang.
       Hei...!! kita-kita ini...!! Manusia-manusia dewasa ini. Bijaklah dalam bercanda, terlebih pada anak-anak usia balita.
         Lebih berbahaya lagi jika ada yang tega berkata; “Duuh.. si Abang udah punya dedek sekarang, bundanya tak akan lagi sayang sama Abang”!
Ini candaan yang juga keterlaluan. Bisa membunuh rasa percaya diri pada si anak dan  menimbulkan sibling rivalry. Yang akan tertanam pada pikirannya adalah bahwa orang tua dan keluarganya tidak lagi menyayanginya karena kelahiran sang adik. Anak-anak seharusnya tumbuh dengan pemahaman bahwa kasih sayang orang tua dan keluarga tidak berkurang hanya dengan kelahiran adik-adiknya. Mereka sudah punya emosi, tapi belum mampu mengelolanya dan bahkan belum bisa mewujudkannya dalam banyak kata kecuali mengatakan “Tidak! “ dengan berteriak. sementara orang-orang dewasa yang tega membercandai mereka tertawa tanpa peduli betapa perasaan sikecil telah terluka. Ini seperti merampas hak mereka untuk tumbuh kembang dengan perasaan nyaman dan bahagia.
Jadi, belajarlah untuk tidak memberikan candaan “kejam” pada anak-anak. Kasihan mereka. Sayangilah anak-anak dengan cara yang benar.

Tidak ada komentar: