Selasa, 22 Januari 2019

“Perihal Ingatan, dan Cerita Haru dari Sebuah Gambar”














.
Ada beberapa hal dalam hidup ini yang bisa mengingatkan kita pada kejadian-kejadian yang lain. Seperti wangi citra yang mengingatkanku pada masa SMA dan aroma Lavenda yang mengingatkanku pada teman-teman pramuka. Segelas kopi yang mengingatkan pada masa-masa sulit menuntaskan skripsi. Juga suara knalpot yang mengingatkan ku pada jalan paling macet di Ibu Kota.
.
Begitupun gambar ini. Gambar yang saya ambil seminggu yang lalu, dalam perjalanan pulang ke rumah dari tempat kerja. Sesuatu membuatnya berkesan; seorang perempuan tua bekerja di sawah tepat di saat waktu maghrib tiba.
.
Pemandangan tentangnya dan jerami kuning kemerahan yang mengelilinginya merebut semua rasa bahagia di hati. Sebagaimana kata seorang novelis Indonesia; "seperti bahagia, tidak bahagia pun sederhana."
.
Ya, tidak bahagiapun sederhana. Sesederhana sebuah senja yang melukiskan perempuan tua dan hidup keras yang mesti dihadangnya. Ia tak melihatmu tapi memanggil perhatianmu. Lalu kau terenyuh, dan kesedihan itupun menyesak masuk ke rongga dadamu. Meski perjalananmu tetap berlanjut, sebongkah ingatanmu akan tetap tertinggal bersamanya, di sawah tempat perempuan tua itu biasa bergelut dengan takdir hidupnya.
.


Dan sebagaimana detik yang tak bisa dihentikan, hidup yang tak bisa ditahan, perjalanan tetap melaju, tak peduli kau bahagia atau tidak.
.
Dan lagi ingin kukatakan; tidak bahagia itu sederhana. Sesederhana saat matamu menangkap bayang orang-orang lelah yang masih tabah meneriakkan nama jualannya di pasar tradisional yang kotor, yang basah oleh hujan dan comberan. Tubuh mereka memang sudah seperti bayang, karena hari sudah mulai malam.
.
Tidak bahagia itu sederhana. Sesederhana kau teringat jejeran kenangan lama yang terasa berat, menyisakan banyak lubang di hatimu, bahwa hidupmu sebenarnya juga tak lebih lunak dari perempuan-perempuan pekerja di sawah, atau pedagang-pedagang malang di pasar tradisional.
.
Tapi, seperti halnya tidak bahagia, bahagia pun sederhana. Sesederhana kau teringat senyum ibumu di rumah, yang selalu saja mau repot menyiapkan makan atau menyeduhkan segelas kopi begitu kau tiba.
.
Begitulah, perjalanan selalu punya banyak kejutannya. Tapi kau harus sering-sering berjalan. Agar kau selalu ingat, bahwa; hidup tak selamanya soal kerja. Bagaimanapun, waktu berputar teramat cepat. Lihatlah, ini bahkan sudah seminggu saja. Sebentar lagi saya juga akan melalui perjalanan singkat sekitar tiga jam menuju rumah. Mungkin nanti akan ada pemandangan lain, dengan cerita yang lain.
Semoga..
😊😊
.
Lakitan, 07 April 2018

Tidak ada komentar: