Sabtu, 30 Juli 2016

'Jangan Salah Ngasih Perhatian'



Beberapa tahun yang lalu, salah seorang senior memberi nasehat begini; “Jangan bertanya kapan sidang/ujian pada orang atau teman yang sedang berjuang menyelesaikan skripsinya, jangan bertanya kerja di mana pada orang yang belum lama diwisuda, jangan bertanya kapan nikah pada orang yang masih lajang statusnya, dan jangan bertanya kapan mau punya momongan bagi pasangan yang sudah bertahun-tahun menikah.”
Pertanyaan-pertanyaan semacam itu memang sering dijadikan sebagai alasan untuk menunjukkan perhatian, tapi ketahuilah, ketimbang membuat senang, pertanyaan-pertanyaan tersebut justru lebih sering membuat jengkel orang yang ditanya. Karena bagi mereka yang sedang berjuang untuk menyelesaikan skripsinya, mendapatkan pekerjaan atau menemukan jodohnya, dan yang masih tabah berdoa untuk mendapatkan keturunannya, memikirkan kalimat untuk menjawabnya jelas tidak mudah. Terlebih jika ia sudah mendapatkan pertanyaan serupa dari banyak orang. Maka, tidak hanya jengkel yang ia rasakan, tapi juga kesedihan.

Menunjukkan rasa empati pada seorang teman jelas sah-sah saja. Tapi, perlu juga bijak dalam memilih caranya. Jangan sampai tujuannya untuk menunjukkan perhatian malah membuat buruk suasana hati orang.
Terkadang cara terbaik untuk menunjukkan perhatian cukup dengan sikap diam, tak bertanya apa-apa, lalu memberi doa agar segala urusannya dipermudah. Itu bagi orang-orang yang apabila dalam hatinya memang tulus untuk memberi perhatian. Karena ternyata, orang-orang yang suka banyak tanya, alih-alih berniat berempati, justru karena untuk memenuhi rasa penasarannya saja. Hanya untuk mencari-cari tahu apa yang sedang dialami oleh orang lain.
Untuk orang-orang yang seperti ini perlu disampaikan nasehat dari Ali Bin Abi Thalib yang berikut ini;
“Jangan mengawasi orang lain, jangan mengintai geraknya, jangan membuka aibnya, jangan menyelidikinya. Sibuklah dengan diri kalian, perbaiki aibmu, karena kamu akan ditanya Allah SWT tentang dirimu, bukan tentang orang lain.”
Sebagai manusia yang dianjurkan untuk selalu melihat hikmah dari setiap hal yang ada, kita perlu tahu bahwa, meski menyebalkan, orang-orang kepo itu bukanlah spesies yang mesti selalu kita hindari. Setidaknya dengan sikap mereka yang suka menyelidik dan banyak tanya, kita bisa belajar untuk menjadi pribadi yang lebih penyabar. Kita berdoa saja pada Allah, semoga kita lebih disabarkan dan mereka disadarkan. Dan semoga juga natalitas manusia-manusia kepo bisa menurun di tahun-tahun mendatang..^_^.

Tidak ada komentar: